Senin, 24 Desember 2012

Assalamualaikum ww ini adalah blog saya eka sriyansah semoga bermanfaat bagi teman-teman

Senin, 03 Desember 2012

Permasalahan Pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar.
Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.
Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:
1.      Rendahnya sarana fisik,
2.      Rendahnya kualitas guru,
3.      Rendahnya kesejahteraan guru,
4.      Rendahnya prestasi siswa,
5.      Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
6.      Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
7.      Mahalnya biaya pendidikan.
Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah yang berjudul “ Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia” ini.
B. Rumusan Masalah
1.      Permasalahan Pokok Pendidikan dan Penanggalan
2.      Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan
3.      Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan
4.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
5.      Permasalahan Aktual Pendidikan dan Penaggulangannya
C. Tujuan
  1. Untuk mengetahui pokok pendidikan dan penanggalan
  2. Untuk mengetahui jenis permasalahan poko pendidikan
  3. Untuk mengetahui pemecahan masalah mutu pendidikan
  4. Untuk mengetahuii faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan
  5. Permasalahan aktual pendidikan dan penanggulangannya
BAB 11
PEMBAHASAN
                                  
A.    Permasalahan Pokok Pendidikan dan Penanggalan
Sistem  pendiddikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan social budaya dan masyarakat sebagai suprasistem . Pembangunan sistem pendidikan  tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak sinkronis dengan pembangunan nasional. Kaitan yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial budaya sebagai suprasistem tersebut dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalahan intern sistem pendidikan itu menjadi sangat kompleks.
Menurut Tirtarahardjapada (2010:226) dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan ditanah air kita dewasa ini yaitu:
1.      Bagainama semua warga Negara dapat menikmati suatu pendidikan.
2.      Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat
B.     Jenis permasalahan pokok pendidikan
Menurut Tirtarahardjapada (2010:227) Seperti telah dikemukakan pada bagian A, pada bagian ini akan dibahas empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional yang telah menjadi kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya. Masalah yang dimaksud yaitu:
1.      Masalah pemerataan pendidikan
2.      Masalah mutu pendidikan
3.      Masalah efisiensi pendidikan
4.      Masalah relevansi pendidikan
Keempat masalah tersebut akan dibahas secara berturut-turut pada bagian berikut:
1.      Masalah pemerataan pendidikan
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahan untuk memajukan bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional, pendidikan nasional diharapkan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan.
Menurut Tirtarahardjapada (2010:227) masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman system pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Landasan yuridis pemerataan pendidikan tersebut  penting sekali artinya, sebagai landasan pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan guna mengajar ketinggalan kita sebagai akibat penjajahan dengan masa sesudah kemerdekaan dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2 dibawah ini:
Tabel I
Keadaan Sekolah dan Murid Tahun 1940
dan  1955 di Indonesia
Sekolah
Tahun
Tahun
Murid
Tahun
Tahun

STK
SR
SMP
SMA
ST
39/40
-
18091
114
31
5 Fak
54/55
511
33112
3593
228
62 Univ

STK
SR
SMP
SMA
ST
39/40
-
221.990
21875
4501
1693
54/55
34.433
7.409.361
533.246
109.188
25.387

Sumber: Umar Tirta Raharja 1980: 75 (Dikutip dari “ Development of Educasi in Indonesia” oleh Hutasoit ).

Tabel I
jumlah murid SD
(dalam jutaan)
Tahun
54/46
60/61
69/70
Akhir
Rep. I
Akhir
Rep. II
Akhir
Rep. III
Akhir
Rep. IV
Akhir
Rep. V
Jam Murid

2.523

11,587

13.05



11.03

29,08

30,08

30,5

Keterangan:
a)      Gross enrolment rate
b)      Mulai Repalita II, Jumlah Murid SD dan MI
c)      Perkiraan
Ø  Pemecahan Masalah  Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvensional dan cara inovatif.
Cara konvensional antara lain:
a.       Membangun gedung sekolah seperti  SD Inpres dan atau ruangan belajar
b.      Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore)
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat/ keluarga yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.


Sehubungan  dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat/ keluarga yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara inovatif antara lain:
a.       Sistem Pamong
b.      SD kecil pada daerah terpencil
c.       Sistem Guru Kunjung
d.      SMP Terbuka
e.       Kejar Paket A dan B
f.       Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka



2.      Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan
Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan  dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajeme sebagai berikut:
a.       Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT
b.      Pengembangan kemampuan tenaga  kependidikan melalui studi lanjut, misalnya berupa pelatihan, penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok studi seperti PKG dan lain-lain.
c.       Penyempurnaan kurikulum, misalnya dengan member materi yang lebih  esensial dan mengandung muatan local
d.      Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar
3.      Masalah Efesiensi Pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan dapat tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya, efisiensinya berarti rendah.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting ialah:
a.       Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan
b.      Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan
c.       Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d.      Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga

4.      Masalah Relevansi Pendidikan
Sebenarnya kriteria relevansi seperti yang dinyatakan tersebut cukup ideal jika dikaitkan dengan kondisi sistem pendidikan pada umumnya dan gambaran tentang kerjaan yang ada antara lain sebagai berikut:
a.       Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam-macam kualitasnya
b.      Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran siap pakai. Yang ada siap kembang
c.       Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya yang dapat digunakan sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk menyusun programnya tidak tersedia.

C.    Saling Berkaitan antara Masalah-Masalah Pendidikan
Meskipun keempat masalah pendidikan seperti yang telah dikemukakan dalam butir b di atas dapat dibedakan satu sama lain, namun dalam kenyataan pelaksanaan pendidikan dilapangan masalah-masalah tersebut saling berkaitan.
Menurut Tirtarahardjapada (2010:240) ada dua factor yang dapat dikemukakan sebagai penyebab mengapa pendidikan yang bermutu belum dapat diusahakan pada saat demikian.
1.      Gerakan perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengerahan dana dan rakyat
2.      Kondisi satuan-satuan pendidikan pada saat demikian mempersulit upaya peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalu banyak.

D.    Faktor-Faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah Pendidikan
Menurut Tirtarahardjapada (2010:241) factor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
1.      Perkembangan iptek dan seni
2.      Laju pertumbuhan penduduk
3.      Aspirasi masyarakat
4.      keterbelakangan budaya dan seni
1.      Perkembangan Iptek dan Seni
a.       Perkembangan Iptek
Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara system dan terorganisasi mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
b.      Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah
2.      Laju pertumbuhan
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:
a.       Pertambahan penduduk
b.      Penyebaran penduduk
c.       Meurut Emil Salim (Conny R. Semiawan)
3.      Aspirasi Masyarakat
Dampak langsung dan tidak langsung dari kondisi itu ialah terjadinya penurunan kadar efektifitas. Dengan kata lain, massalisasi pendidikan penghambat upaya pemecahanmasalah mutu pendidikan .  massalisasi pendidikan ibarat perusahaan konveksi pakaian yang hanya melayani tiga macam ukuran .
4.      Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya terjadi karena:
a.       Letak geografis tempat tinggal masyarakat
b.      Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsure budaya
c.       Ketidak mampuan masyarakat secara ekonomis

Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialam oleh:
a.       Masyarakat daerah terpencil
b.      Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis
c.       Masyarakat yang kurang terdidik
Ada dua sub pokok bahasan ynag diuraikan dalam bagian ini yakni permasalahan aktual pendidikan dan penanggulangannya.



E.     Permasalahan aktual pendidikan dan penanggulangannya
1.      Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia
Masalah aktual tersebut ada yang mengenai konsep dan ada yang mengenai pelaksanaannya . Misalnya munculnya kurikulum baru adalah masalah konsep. Apakah kurikulum itu cukup andal secara yuridis (merupakan penjabaran undang-udndag pendidikan) atau tidak.
Menurut Tirtarahardjapada (2010:249) masalah aktual tersebut adalah:
a.       Masalah kebutuhan pencapaian sasaran
b.      Masalah kurikulum
c.       Masalah peranan guru
d.      Masalah pendidikan dasar 9 tahun

a.      Masalah kebutuhan pencapaian sasaran
Hambatan yang harus dihadapi:
1)      Beban kurikulum sudah terlalu surat
2)      Pendidikan afektif sulit diprogramkan secara eksplisit
3)      Pencapaian hasil pendidikan afektif memakan waktu
4)      Menilai hasil pendidikan afektif tidak mudah

b.      Masalah Kurikulum
Pada bagian ini akan dibahas masalah aktual mengenai kurikulum. Masalah kurikulum meliputi masalah konsep dan masalah pelaksanaannya. Yang menjadi sumber masalah ini ialah bagaiman system pendidikan dapat membekali peserta didik untuk terjun ke lapangan kerja (bagi yang tidak melajutkan sekolah) dan memberikan bekal dasar yang kuat untuk ke perguruan tinggi (bagi yang melajutkan sekolah).
Menurut Tirtarahardjapada (2010:252) Konep kurikulum 1984 juga memiliki kelebihan kareana adanya keluwesan antara lain:
1)      Disediakannya aneka program belajar untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan untuk memasuki lapangan kerja
2)      Adanya program inti yang sifatnya nasioal
3)      Adanya program pusat dan program daerah (muatan lokal)
c.       Masalah Peranan Guru
Untuk memandu proses pembelajaran murid ia dibantu oleh petugas lainnya seperti konselor (guru BP), pustakawan, laboratorium dan teknisi sumber belajar. Maka dari itu waktu itu dapat digunakan utuk :
1)      Melakukan kontak dan pendekatan manusiawi yang lebih intensif dengan murid-muridnya.
2)      Dari sisi pembelajaran ia mampu mengelola proses pembelajaran (sebagai manajer), menunjukkan tujuan pembelajaran (direktor), mengorganisasikan kegiatan pembelajaran (koordinataor), mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber belajar (komunikator), menyediakan dan memberikan kemudahan-kemudahan belajar (fasilitatator), dan memberikan doronagn belajar (stimulator)
d.      Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun
Dalam pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, lebih-lebih pada tahap awal sudah pasti banyak hambatannya, hambatan tersebut ialah:
1)      Realisasi pendidikan dasar yang diatur dengan PP No.28 Tahun 1989
2)      Kurikulum yang belum siap
3)      Pada masa transisi para pelaksanaan pendidkan dilapangan  perlu disiapkan melalui bimbingan.
2.      Upaya Penanggulangan
Menurut Tirtarahardjapada (2010:249) beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah aktual seperti telah dikekemukakan pada butir satu, antara lain sebagai berikut:
a.       Pendidikan afektif: perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup berlangsung hanya sekedar incidental.
b.      Pelaksanaan ko dan ekstrak kurikuler dikerjakan dengan penuh kesungguhan
c.       Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melajutkan belajar ke perguruan tinggi
d.      Pendidikan tenaga kependidikan
e.       Untuk pelaksanaan dasar 9 tahun
           





BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Misi pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan,, karena itu pendidikan selalu menghadapi masalah. Sebabnya karena pembangunan sendiri selalu mengikuti tuntunan zaman yang selalu berubah. Masalah yang dihadapi dunia pendidikan sangat luas dan kompleks. Pertama sifat sasarannya yaitu manusia, merupakan makhluk misteri yang mengundang banyak teka-teki. Kedua, karena pendidikan harus mengantisipasi hari depan yang juga mngundang banyak pertanyaan. Dengan dikemukakan masalah-masalah pokok tersebut satu sama lain, factor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya, permasalahan-permasalahan yang actual dan upaya penanggulangan dalam Bab VII ini diharapkan para pendidikan memahami lebih baik masalah pendidikan yang dihadapi di lapangan, merumuskannya, serta mencari alternative pemecahan.